PengertianInteraksi sosial adalah “Suatu hubungan antara dua atau lebih individu. manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau. memperbaiki kelakuan individu yang lain,
Table of Contents Definisi lingkungan politik Dampak lingkungan politik terhadap bisnis dan contoh-contohnya Bagaimana bisnis meminimalkan ancaman dari lingkungan politik Lingkungan politik political environment dapat berubah secara dramatis. Misalnya, pada 2018, Presiden Donald Trump melakukan perang dagang dengan Cina. Dia menetapkan tarif dan hambatan perdagangan lainnya pada produk China. Dia berpandangan bahwa praktik perdagangan tidak adil oleh Tiongkok bertanggung jawab atas peningkatan defisit perdagangan AS, pencurian kekayaan intelektual, dan transfer teknologi Amerika secara paksa. Lingkungan politik mengacu pada faktor-faktor di luar perusahaan, yang berkaitan dengan pemerintah atau urusan publik suatu negara, yang memengaruhi perusahaan. Pemerintah, di sini, memiliki arti luas. Itu dapat merujuk kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pemerintah, lembaga pemerintah independen seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam beberapa kasus, lembaga transnasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia, IMF, dan Bank Dunia juga termasuk dalam kategori ini. Dalam arti yang lebih luas, istilah ini juga mencakup berbagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk meluncurkan kebijakan dan peraturan. Dampak lingkungan politik terhadap bisnis dan contoh-contohnya Perubahan iklim politik dapat membawa risiko yang signifikan. Mereka dapat membahayakan strategi perusahaan. Perang, kekacauan politik, dan korupsi adalah contohnya. Beberapa yang lain juga memiliki efek menguntungkan seperti privatisasi dan penegakan hukum yang ketat. Berikut ini saya buat daftar variabel penting dari lingkungan politik Peraturan dan kebijakanBirokrasiStabilitas sistem politik, termasuk perubahan kepemimpinanKomitmen untuk menegakkan aturan, seperti kepemilikan atau hak kontraktualKorupsiKebebasan persPrivatisasi atau nasionalisasiDeregulasi Pemerintah memiliki minat dalam kegiatan ekonomi. Mereka meluncurkan peraturan dan kebijakan untuk mencapai tujuan seperti Pertumbuhan ekonomi yang kuatInflasi rendah dan stabilLapangan kerja penuhNeraca pembayaran seimbangDistribusi pendapatan Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah menegakkan dan menciptakan kerangka kerja di mana bisnis dapat dilakukan. Mereka menyediakan infrastruktur, baik fisik dan non-fisik seperti transportasi dan fasilitas publik, fasilitas pendidikan, program kesejahteraan, dan penegakan hukum. Mereka juga mengambil beberapa kebijakan dan peraturan yang mengatur bisnis. Perubahan kebijakan dan peraturan memiliki paparan signifikan terhadap bisnis. Sebagai contoh Aturan anti monopoli atau persaingan mengatur perusahaan bisnis dan mempromosikan persaingan untuk kepentingan perburuhan mengatur hubungan pekerja-pengusaha. Mereka dapat terdiri dari upah minimum, praktik diskriminatif, persyaratan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, dan perlindungan data yang mengatur pengelolaan informasi lingkungan mencakup aspek hukum tentang bagaimana bisnis harus beroperasi ramah pajak tarif dan insentif pajak mengatur pungutan wajib terhadap perorangan atau entitas oleh perdagangan seperti tarif, kuota impor, dan prosedur administrasi yang terkait dengan kekayaan intelektual mengatur perlindungan hak cipta, paten, dan perlindungan kekayaan intelektual subsidi, baik bisnis maupun perorangan, seperti subsidi ekspor dan subsidi tata kelola perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara transparan dan etis untuk mempromosikan praktik bisnis yang etis. Bagaimana bisnis meminimalkan ancaman dari lingkungan politik Dalam beberapa kasus, perusahaan mengembangkan strategi politik untuk mengurangi risiko dan menciptakan peluang. Beberapa perusahaan besar mungkin memiliki pelobi mereka sendiri, atau mereka melakukannya melalui asosiasi dagang. Mereka memainkan permainan politik dan mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk politik untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang penting bagi bisnis mereka. Mereka beroperasi secara pribadi, melalui negosiasi yang tenang dengan para politisi. Bisnis juga dapat terlibat dalam lobi tidak langsung. Mereka mengumpulkan karyawan mereka sendiri, pemangku kepentingan, atau masyarakat umum untuk menyuarakan isu-isu strategis kepada para pembuat kebijakan. Dalam membangun opini, bisnis dapat mengelola melalui kampanye media atau bahkan demonstrasi.
Penegakanhukum yang berasal dari UU itu disebabkan a). tidak diikutinya azas-azas berlakunya, UU b). belum ada peraturan pelaksanaan yang sangat dibutuhkan untuk menerapkan UU, c). Ketidak jelasan arti kata-kata dalam UU yang akan berakibat kesimpang siuran dalam penafsiran serta penerapannya. Disamping itu adalah ketidakjelasan dalam kata
Dalam materi pengantar ilmu politik, hal yang penting untuk dipelajari adalah mengenai perilaku dan partisipasi politik. Perilaku dan partisipasi politik inilah yang akan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai seorang warga negara, jelas kita tidak akan lepas dari kegiatan kali ini kita akan mempelajari mengenai bagaimana perilaku politik dalam teori serta partisipasi politik yang dapat dilihat dari itu perilaku politik?pengertian perilaku politik dapat dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, yang mendefinisikan “perilaku” sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Definisi ini juga dapat menunjukkan adanya nilaibahwa perilaku adalah reaksi terhadap stimulus yang diberikan secara internal psikologis maupun eksternal sosiologis.Artinya, dapat dikatakan bahwa definisi perilaku politik ini adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap aktivitas perpolitik dalam suatu negara. Karakteristik perilaku politik dari suatu masyarakat dapat dilihat dari sejauh mana kadar kekentalan budaya politik pada suatu masyarkat. Artinya, budaya politik itulah yang paling banyak berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam merespon politik. Budaya politik ini pula yang mengikat perilaku saja subjek dalam perilaku politik?Dalam perilaku politik tentunya ada subjek atau pelaku yang melakukan implementasinya. Adapun subjek dalam perilaku politik, meliputi masyarakat dan sebagai subjek politik berfungsi untuk menjalankan fungsi-fungsi politik, melalui infrastruktur politik. Sementara pemerintah sebagai subjek politik berperan dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, melalui suprastruktur yang mempengaruhi perilaku politikPerilaku politik seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku politik, meliputi Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu secara sosial politik tak langsung. Dalam hal ini seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya,dan media sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama,sekolah, dan kelompok sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu fungsional sikap, yaitu kepentingan, penyesuaian diri, eksternalisasi dan pertahanan perilaku politikDalam kajian perilaku politik, dapat dilihat adanya dua model perilaku politik secara umum. Adapun model perilaku politik ini berupa individu sebagai aktor politik dan agregasi aktor politik meliputi pemimpin politik, aktivis politik, dan individu warga Negara biasa. Sementara agregasi politik adalah individu aktor politik yang bertindak secara kolektif. Agragasi politik ini meliputi kelompok kepentingan, birokrasi, parpol, lembaga pemerintahan dan perilaku politikSumber perilaku politik yang paling utama adalah budaya politik, yaitu kesepakatan antara pelaku politik tentang apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh ini tidak selalu bersifat terbuka, dalam artian, tidak setiap kesepakatan dalam budaya politik ditegaskan secara juga budaya politik yang sifatnya tertutup tetapi tetap dipahami oleh kelompok masyarakat. Misalnya saja, ketika akan dilangsungkan pemilihan umum, ada budaya politik dalam masyarakat yang sering meminta sumbangan, atau amplop, atau materi lainnya dari para calon, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi sikap itu partisipasi politik?Dalam perilaku politik, dikenal adanya partisipasi politik yang merupakan bentuk keterlibatanmasyarakat terhadap kegiatan politik. Pengertian “partisipasi” sendiri dapat dilihat dari sisi etimologi, yang berasal dari bahasa Latin “pars” yang artinya “bagian” dan “capere” yang artinya “mengambil”.Pengertian partisipasi politik sendiri adalah aktivitas warga yang mempengaruhi politik. Secara lebih rinci, partisipasi politik dapat dipahami sebagai aktivitas warga negara yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan partisipasi politik juga disampaikan oleh Prof Miriam Budiarjo, yang secara umum mendefenisikan sebagai kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu melalui kegiatain memilih pemimpin negara dan kegiatan yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kebijakan sini, dapat diartikan bahwa partisipasi politik mengarah pada tindakan mengambil bagian atau menceburkan diri dalam aktivitas politik. Sejarah partisipasi politik sendiri bermula dari jaman Yunani dan berkembang beriringan dengan tradisi pemikiran Barat. Aristoteles adalah salah satu tokoh pelopor kajian konsep partisipasi politik yang telah membahas konteks partisipasi politik dalam kehidupan Aristoteles, ikatan antar manusia merupakan landasan utama dari pembentukan suatu negara sehingga ia percaya bahwa partisipasi politik adalah tumpukan perhatian dariprinsip “kekitaan”. Masyarakat dalam hal ini berhak untuk turut terlibat dalam berbagai aktivitas terkait pemeliharaan negara dan komunitas, hukum serta penegakan politik ini erat kaitannya dengan kegiatan politik di negara demokrasi. Keterlibatan rakyat dalam perpolitikan dianggap sebagai barometer utama dalam mengukur tingkatan implementasi demokrasi dari suatu negara. Dalam sistem politik demokrasi, masyarakat memiliki hak untuk ikut menentukan siapa wakil mereka untuk duduk dalam jabatan penting partisipasi politik ini relevan untuk setiap sistem politik. Akan tetapi, hal ini paling dibutuhkan dalam sistem politik demokrasi. Ini lantaran dalam demokrasi, diasumsikan bahwa semakin sedikit rakyat yang terlibat atau mengambil bagian dalam keputusan, berarti semakin sedikit pula demokrasi yang dijalankan. Sebaliknya, semakin banyak partisipasi yang ada dalam keputusan, semakin banyak demokrasi di demikian, tingkat dan cakupan partisipasi politik ini merupakan kriteria yang penting,bahkan mungkin menentukan, dalam menilai kualitas demokrasi yang ada pada penyebab gerakan ke arah partisipasi politikAda beberapa faktor yang mempengaruhi gerakan masyarakat sehingga bersedia aktif terlibat dalam melakukan partisipasi politik, serta mempengaruhi karakter partisipasi politik masyarakat. Yakni Modernisasi dalam segala bidang kehidupan yang menyebabkan masyarakat makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan - perubahan struktur kaum intelektual dan komunikasi masa antar kelompok pemimpin pemerintah yang meluas dalam urusan sosial, ekonomi, dan partisipasi politikPartisipasi politik dalam masyarakat dapat dibagi dalam beberapa bentuk, meliputi Partisipasi aktif merupakan kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap responsif terhadap berbagai tahapan kebijakan Militan-Radikal kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap responsif terhadap kebijakan pemerintah, namun cenderung mengutamakan cara-cara non-konvensional,termasuk menggunakan cara-cara Pasif kegiatan warga negara yang menerima atau menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah. Jadi,partisipasi pasif cenderung tidak mempersoalkan apapun kebijakan publik yang dibuat oleh Apatis kegiatan warga negara yang tak mau tahu dengan apapun kebijakan publik yang dibuat pemerintah. Umumnya warga masyarakat bertindak demikian karena merasa kecewa dengan pemerintah dansistem politik yang Individual kegiatan warga negara biasa yang mempengaruhi pemerintah yang dilakukan oleh orang - Kolektif kegiatan warga negara biasa untuk mempengaruhi pemerintah yang dilakukan oleh sejumlah orang ataubanyak Langsung kegiatan warga negara biasa untuk mempengaruhi pemerintah, yang dilakukan sendiri tanpa perantaraan pihak Tak Langsung kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah, yang dilakukan dengan perantaraan Material kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah, dengan cara memberikan sumbangan Non-Material kegiatan warga negara untuk mempengaruhi pemerintah dengan cara memberikan sumbangan non-materiContoh partisipasi politikPara politisi dan sarjana telah menekankan karakter unik demokrasi dengan menekankan peran warga biasa dalam urusan politik. Daftar kegiatan partisipatif ini kini telah menjadi hampir tak terbatas dan mencakup tindakan yang luas dalam intinya, setiap warga negara memiliki hak dan berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik, guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang - undang dasar dan perundangan hukum yang contoh perilaku politik ini dapat meliputi Memberikan suara dalam pemilu untuk memilih wakil rakyat / pemimpin,Terlibat dalam kampanye,melakukan demonstrasi,melakukan pemboikotan,menghadiri rapat umum partai,memposting blog,menjadi sukarelawan,bergabung dengan massa,menandatangani petisi,membeli perdagangan produk yang dianggap adil,Membentuk dan bergabung dalam organisasi kemasyarakatan,Melakukan diskusi publik,Melakukan komunikasi pribadi dengan aktivis politik atau pejabat pemerintah,Pembangkangan sipil,Mengikuti partai politik atau parpol,Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas,Berhak menjadi pimpinan politik,Referensi 1. Agustino, Leo danMuhammad Agus Yusoff. 2012. PartisipasiPolitik dan Perilaku Pemilih Sebuah Refleksi Teoritikal. Jakarta JurnalPolitik, Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan No 16/ 2012, ISSN Deth, Jan W. What is Political Participation?.Department of Political Sociology, University of Mannheim, diakses dari Riantoby, Alwan Ola. Perilaku Politik TerhadapPartisipasi Politik. Diakses dari Andika Drajat MBacaan lainSistem Pemilu Sejarah Kemunculan dan Macam Sistem Pemilu di DuniaPengertian Hak Asasi Manusia, Deklarasi Universal HAM dan Hak Asasi AnakLegitimasi dalam Pemerintahan Politik
yaknifaktor ynag menentukan berhasil atau tidaknya interaksi tersebut. faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial yaitu sebagai berikut: a. Situasi sosial, tingkah laku individu harus dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi. b. Kekuasaan norma kelompok. Individu yang menaati norma-norma yang ada, dalam setiap Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita tidak terlepas dari lingkungan sosial. Lingkungan sosial bisa dikatakan sebagai aspek penting yang mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap individu atau kelompok dalam suatu definisi masyarakat untuk senantiasa dapat berperilaku maupun bertindak serta memungkinkan perubahan-perubahan dari perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, antara lain meiputi lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya dan lingkungan tetangga. Dalam hal ini keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama dan pertama dari seorang individu yang dijumpai sejak lahir. Lingkungan SosialPengertian Lingkungan SosialPengertian Lingkungan Sosial Menurut Para AhliStrozAmsyariPurwantoCiri Lingkungan SosialJenis Lingkungan SosialLingkungan sosial primerLingkungan sosial sekunderFaktor yang Mempengaruhi Lingkungan SosialPengelompokan sosialPenataan sosialPranata sosialKebutuhan sosialContoh Lingkungan SosialKeluarga dan MasyarakatSebarkan iniPosting terkait Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan bantuan maupun kerjasama dengan individu lain. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membentuk pengelompokan sosial, yang di dalamnya terjalin interaksi sosial individu dengan individu lainnya. Dari contoh interaksi sosial terjalin kemudian melahirkan suatu lingkungan sosial Lingkungan sosial merupakan tempat berlangsungnya bermacam- macam interaksi sosial dalam lingkup individu maupun kelompok di masyarakat. Pada lingkungan sosial pun di dalamnya tidak terlepas dari aspek nilai dan norma yang berlaku. Selain itu lingkungan sosial memiliki keterkaitan satu sama lain dengan lingkungan alam ekosistem serta lingkungan buatan atau tata ruang di sekitar. Pada hakikatnya, demi kelangsungan kehidupan sehari- hari, manusia memerlukan lingkungan sosial yang selaras dan berkesinambungan. Lingkungan sosial yang selaras dan berkesinambungan tersebut tentunya dibutuhkan oleh semua elemen masyarakat, baik di tingkat individu maupun kelompok. Sehingga untuk mencapai keselarasan dalam suatu lingkungan sosial, maka diperlukan kerjasama secara kolektif di antara anggota masyarakat. Kerjasama dapat mencakup adanya aturan-aturan sesuai kesepakatan bersama yang telah dibuat kemudian dilaksanakan sebagai suatu mekanisme pengendalian lingkungan sosial. Selain itu, lingkungan sosial pada mulanya terbentuk dari adanya pengelompokan-pengelompokan sosial, yang di dalamnya terdapat penyesuaian terhadap adanya aturan- aturan dalam masyarakat yang bersifat memaksa. Dalam hal ini setiap anggota masyarakat dalam suatu lingkungan sosial diwajibkan atau dituntut mematuhi serta menghayati aspek- aspek sosial yang menjadi bagian dari lingkungan sosial, yang membentuk suatu integrasi Pengertian Lingkungan Sosial Lingkungan sosial adalah lingkungan yang di dalamnya menggambarkan suasana sosial maupun suasana fisik, dimana manusia hidup dan bertumbuh kembang didalamnya,. Lingkungan sosial dapat berupa dalam wujud kebudayaan diajarkan kepada seorang individu, ,maupun berdasarkan pengalaman seorang individu atau mungkin interaksi sosial yang terjalin. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang menjadi tempat berlangsungnya beraneka ragam interaksi sosial yang terjalin antara berbagai kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat beserta pranata dan simbol sosial, dan juga nilai serta norma yang sudah terstruktur, serta berkaitan erat dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan yang ada di sekitar kehidupan masyarakat sehari- hari. Lingkungan sosial adalah lingkungan yang terdiri dari sekumpuan makhluk sosial yang membentuk suatu jaringan sistem sosial akan interaksi dalam kehidupan sosial, yang berperan secara signifikan dalam membentuk kepribadian seseorang yang mempunyai tatanan nilai dalam kehidupan. Secara umum lingkungan sosial dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terdapat di sekitar kehidupan manusia yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya. Adapun menurut pendapat para ahli, definisi lingkungan sosial antara lain adalah sebagai berikut; Stroz Lingkungan sosial adalah semua kondisi di sekitar dalam kehidupan dimana terdapat cara-cara tertentu yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu, termasuk pertumbuhan dan perkembangan pada proses kehidupan, serta dapat pula dipandang sebagai bekal persiapan lingkungan bagi generasi yang selanjutnya atau generasi penerus. Amsyari Pengertian lingkungan sosial adalah individu atau kelompok lain yang berada di sekitar kehidupan masyarakat, seperti tetangga, teman-teman, termasuk juga orang lain di sekitarnya yang belum dikenal atau masyarakat umum di luar lingkungan sekitar. Purwanto Arti lingkungan sosial adalah setiap orang atau individu lain yang saling mempengaruhi dalam kehidupan sehari- hari. Di dalam lingkungan sosial, manusia membentuk pengelompokan sosial diantara sesama dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan. Dalam suatu kehidupan sosial manusia juga memerlukan organisasi yaitu sekolah, kelompok masyarakat dan lain-lain. Ciri Lingkungan Sosial Adapun ciri- ciri lingkungan sosial antara lain sebagai berikut; Segenap pihak diikutseratakan dan masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab Dalam ciri ini setiap bentuk partisipasi dari masyarakat serta adanya tanggung jawab dan peranan menunjukkan lingkungan sosial yang interaktif. Oleh karena itulah setiap masyarakat cenderung aktif peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat luas guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya Ciri ini ditandai dengan tingkat perekonomian dalam aspek pendapatan masyarakat yang mencukupi, area tempat tinggal dan pemukiman yang sehat, aman dan layak serta adanya kesempatan kerja yang mendukung, laju pertumbuhan dan distribusi penduduk sesuai dengan daya dukung lingkungan dan daya tampung sosial, tingkat pendidikan penduduk dan juga tingkat kesehatan yang memadai Penghormatan terhadap hak-hak masyarakat serta modal sosial yang dikembangkan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup Ciri ini ditandai dengan adanya perlindungan hukum terhadap hak intelektual yang dimiliki seorang individu maupun kelompok dalam suatu masyarakat. Contoh nyatanya misalnya melalui adanya hak paten, serta perlindungan terhadap hak-hak adat masyarakat lokal misalnya melalui peraturan daerah yang mengakomodasi perlindungan atas hak-hak masyarakat lokal. Jenis Lingkungan Sosial Lingkungan sosial dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu Lingkungan sosial primer Lingkungan sosial yang di dalamnya terdapat hubungan yang terjalin erat antara anggota satu dengan anggota lain, dimana terjalin suatu hubungan saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Hubungannya saling berkesinambungan. Selain itu lingkungan sosial jenis ini ditandai dengan interaksi dan kerja sama yang bersifat fundamental, serta pertemuan yang intens dalam membentuk struktur dasar dan ide- ide sosial oleh individu secara mendalam. Lingkungan sosial sekunder Lingkungan sosial jenis ini di dalamnya terjalin suatu hubungan anggota satu dengan anggota lainnya secara agak longgar, tidak begitu intens, serta hanya berorientasi pada kepentingan-kepentingan formal maupun aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Selain itu lingkungan sosial sekunder didasarkan pada kepentingan atau aktivitas sosial tertentu yang khusus, dan para anggota dalam kelompok ini cenderung berinteraksi atas contoh status sosial yang spesifik, bukan untuk kepentingan umum. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sosial Faktor- faktor yang mempengaruhi lingkungan sosial adalah sebagai berikut Pengelompokan sosial Pengelompokan sosial mencakup berbagai macam individu yang terkonstruksikan menjadi sekelompok individu dalam suatu persekutuan atau pengelompokan sosial yang dilandasi hubungan kekerabatan genealogical based relationship, misalnya keluarga inti atau batih, marga atau klen, suku bangsa dan lain-lain. Penataan sosial Penataan sosial merupakan aspek penting yang mendukung dalam lingkungan sosial. Penataan sosial berfungsi sebagai pengatur ketertiban hidup dalam kehidupan masyarakat sehari- hari yang dapat mempersatukan sekumpulan individu. Penataan sosial dapat terwujud dalam aturan-aturan yang dijadikan pedoman bersama dalam mewujudkan kerja sama dan interaksi sosial sehari-hari antar anggota masyarakat di lingkungan sosial terkait. Dalam hal ini, setiap orang harus jelas kedudukannya dan peranan- peranan yang harus dilakukan, serta memahami apa yang harus diberikan, kemudian apa yang dapat diharapkan dari pihak lainnya dalam suatu lingkungan sosial. Pranata sosial Pranata sosial pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada aspek kepentingan penguasaan lingkungan permukiman yang memiliki makna penting bagi kelangsungan hidup masyarakat yang berkaitan di suatu lingkungan. Berbagai peraturan secara jelas dan terarah dikembangkan untuk menyaring secara selektif orang-orang yang bukan anggota dari fungsi pranata sosial sebagai kesatuan sosial. Pada dasarnya, orang- orang yang tersisih atau terasing dari lingkungannya tidak mempunyai hak dan kewajiban yang sama atas penguasaan sumber daya alam yang tersedia seperti anggota dari suatu pranata sosial umum lainnya. Kebutuhan sosial Lingkungan sosial itu secara dasar terkonstruksikan oleh dorongan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagaimana diketahui, bahwa tidak semua kebutuhan hidup manusia itu bisa terpenuhi oleh seorang diri, adanya kebutuhan sosial sosial needs dimana dapat terpenuhi jika masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dapat saling berinteraksi dalam kehidupan sosial sehari- hari. Contoh Lingkungan Sosial Adapun untuk beragam contoh lingkungan sosial yang sering dikumpai dalam kehidupan masyarakat di keseharian, antara lain adalah sebagai berikut; Keluarga dan Masyarakat Struktur keluarga yang meliputi ayah, ibu, dan anak menjadi bagian penting dari lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan diri individu, sedangkan masyarakat di sekitar merupakan lingkungan sosial yang dikenal dan memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak, yang salah satu diantaranya adalah teman sebaya atau sepermainan. Demikianlah materi yang telah dibegikan kepada segenap pembaca terkait dengan pengertian lingkungan sosial menurut para ahli, ciri, jenis, faktor dan contohnya di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan.

Aspekaspek kehidupan keluarga yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi partisipasi politik seorang anak, diantaranya karena: a. Selain keluarga faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu adalah agama yang dianutnya. Dalam kenyataan pendidikan anak dalam keluarga antara lain mengajarkan tentang otoritas, yaitu

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk kepribadian baik fisik maupun perilaku. Bagaimana tidak, jika lingkungannya baik maka individu itu akan memiliki pribadi yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Contoh saja di lingkungan masyarakat atau di lingkungan tempat tinggalnya, apabila dilingkungan tersebut teman-temannya suka bermabuk-mabukan, berjudi atau bahkan sampai melakukan hubungan bebas, maka ia akan seperti itu pula. Berbeda dengan lingkungan pesantren yang dimana individu-individunya lebih memiliki pergaulan yang telah terdidik akhlaknya maupun sopan santunnya didalam begitu lingkungan tidak pula menjadi tolak ukur pembentuk kepribadian individu, banyak diantara orang menganggap lingkungan yang mempunyai sifat baik ataupun buruk dapat merubah fisik ataupun perilaku seseorang. Namun semua itu tergantung pada setiap individu masing-masing dapat memahami situasi yang ada di lingkungannya atau nyatanya saat terjadi banjir di kampung halamannya, otomatis para warga akan bergotong royong membersihkan kampungnya, jika seorang individu itu memiliki kecintaan terhadap kampungnya, atau paling tidak dengan rumahnya yang kebanjiran dan memiliki kesadaran maka ia akan ikut berpartisipasi dalam pembersihan kampung akibat banjir tersebut. Berbeda dengan individu yang pemalas dan tidak memiliki kesadaran, ia tidak akan membantu atau ikut berpartisipasi dalam pembersihan kampungnya tersebut, atau bahkan sangat tidak memperdulikan hal itu meskipun rumahnya kebanjiran. Mungkin dia hanya akan melihat orang tuanya maupun saudaranya membersihkan rumah, sedangkan dia hanya duduk-duduk atau bahkan tidur. Ia acuh tak acuh meskipun itu juga merugikan dirinya. Maka hal itu seharusnya dapat disadari oleh setiap individu agar dapat berperan di dalam lingkungan masyarakatnya, meskipun berperan sedikit ataupun besar namun semua itu akan memberi nilai diri dihadapan masyarakat. Penulis 1. Muchammad Rafiq Al Khariri2. Qoni Nella Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
lingkungansosial politik tidak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa. lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem, tradisi, konvensi dan hukum tertentu yang sama. Kehidupan masyarakat pada umumnya tidak terlepas dari kondisi sosial. Kondisi sosial dapat dilihat dari cara berkomunikasi dan berinteraksi dalam masyarakat tersebut. Dimanapun dan kapanpun, manusia senantiasa selalu melakukan dan memerlukan kerja sama dengan orang lain. Manusia memerlukan lingkungan sosial yang serasi dan sejahtera untuk kelangsungan hidup. Lingkungan hidup yang serasi tidak hanya dibutuhkan oleh seseorang saja, tetapi juga oleh seluruh anggota masyarakat dalam lingkungan sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan secara pribadi maupun kebutuhan sosialnya. Dalyono 2005, h. 133 menjelaskan bahwa kondisi sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita. Hal ini berarti lingkungan sosial dapat berpengaruh ke segala aspek, misalnya pendidikan dan ekonomi. Kondisi sosial dapat mempengaruhi seseorang melalui dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Secara langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga, teman maupun dalam pekerjaan. Sedangkan secara tidak langsung yaitu melalui media massa baik cetak, audio maupun audio-visual. Kondisi sosial memiliki lima indikator, yaitu umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, keluarga atau kelompok rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok kemasyarakatan Basrowi & Juariyah, 2010. Semua masyarakat di dunia baik yang sederhana maupun kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjukkan adanya perbedaan kedudukan dan derajat dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena jumlah warganya yang relatif sedikit, tetapi yang dianggap tinggi statusnya juga tidak begitu banyak analisis sosial adalah salah satu metodologi yang digunakan dan dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami realitas atau kondisi sosial. Hal ini berarti analisis sosial memiliki tujuan untuk mencari tahu atau mengumpulkan berbagai informasi terkait kondisi dan realitas dalam lingkugan sosial atau Di Indonesia, kondisi sosial yang menjadi perhatian utama khususnya pada masa pandemi COVID-19, yaitu kondisi sosial ekonomi. Kondisi sosial ekonomi merupakan keadaan yang berhubungan dengan masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Keadaan tersebut meliputi kebutuhan masyarakat dan cara pemenuhan kebutuhannya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan, masyarakat pastinya bekerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki agar hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk masyarakat atau pekerja yang berpendidikan tinggi, tidak jarang berpenghasilan atau berpendapatan tinggi. Namun, untuk masyarakat atau pekerja yang pendidikannya rendah, akan sulit untuk memperoleh pekerjaan yang berpenghasilan tinggi. Pada masa pandemi COVID-19 di Indonesia memunculkan berbagai persoalan negatif dan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat, misalnya kehilangan pekerjaan dan bisnis-bisnis yang harus ditutup atau dihentikan, dan juga pendapatan yang semakin berkurang. Padahal kita tahu bahawasannya pada masa pandemi COVID-19 banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan mencari tahu mengenai hal ini, secara tidak langsung kita telah melakukan analisis sosial. Dimana kita mencari tahu kondisi sosial dari suatu daerah atau kelompok penjelasan diatas, ada beberapa manfaat melakukan analisis sosial Memperoleh Informasi Terkait Kondisi atau Situasi Suatu Lingkungan Sosial. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya ENVIRONMENTALSCANNING. 1. Identifikasi variabel lingkungan eksternal dan internal bisnis. 1.1 Variabel utama dalam lingkungan masyarakat internasional. 1.1.1 Variabel lingkungan ekonomi. Lingkungan ekonomi memperlihatkan suatu perlambatan dalam pertumbuhan pendapatan riil, tingkat tabungan yang rendah dan hutang yang tinggi, dan
Berdasarkan ilmu sosiologi, paradigma digunakan untuk analisis gejala keagamaan, fakta sosial, dan definisi sosial. Paradigma ini berfungsi menciptakan ketertiban yang menguntungkan semua pihak dalam masyarakat. Paradigma fakta sosial penting karena mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Contoh paradigma fakta sosial yaitu pengendara di jalan berhenti ketika lampu merah. Setelah lampu hijau pengendara bisa meneruskan perjalanan. Contoh paradigma sosial ini menjelaskan ketertiban yang harus ditaati individu. Berdasarkan buku Sosiologi Hukum, paradigma berfungsi sebagai pedoma seseorang dalam lingkungan. Paradigma bertujuan menjadikan pola pemikiran ketika terlibat dalam masyarakat. Menurut Wilardjo dan Liek 1990, paradigma adalah asumsi dasar dan dipercaya untuk menetapkan sudut pandang semua gejala yang ditelaah. Berikut penjelasan tentang paradigma fakta sosial. Paradigma Fakta Sosial Ilustrasi Masyarakat Multikultural Freepik Paradigma fakta sosial dikenalkan oleh Emile Durkheim 1858-1917. Berdasarkan buku Pengantar Sosiologi Hukum, paradigma fakta sosial adalah sesuatu yang berbeda dengan ide. Suatu objek penyelidikan dari seluruh ilmu pengetahuan. Paradigma fakta sosial membutuhkan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial harus diteliti di dunia nyata. Teori yang digunakan yaitu fungsionalisme struktural, konflik, sistem, dan sosiologi makro. Sedangkan metodologi penelitian yang dipakai paradigma fakta sosial adalah kuesioner dan interview. Paradigma fakta sosial membahas batasan manusia yang mau tidak mau harus menaati kehidupan bermasyarakat. Contohnya paradigma fakta sosial adalah mengikuti peraturan adat istiadat di lingkungan. Fakta sosial bentuknya beragam sehingga tanpa disadari mengikuti lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan kerja. Contoh Paradigma Fakta Sosial Ilustrasi Seseorang di Anggota Kelompok Freepik Paradigma fakta sosial menjelaskan nilai dan norma yang sudah disepakati oleh kelompok dan individu. Seseorang menaati aturan yang berlaku untuk kehidupan. Berikut contoh paradigma fakta sosial. 1. Sekolah Di sekolah terdapat aturan yang mengikat untuk guru dan siswa. Kewajiban siswa adalah belajar, datang tepat waktu, mengikuti pembelajaran dengan tertib. Kewajiban guru mengajar dan membimbing siswa sampai lulus. 2. Tempat Kerja karyawan perusahaan terikat aturan yang termasuk fakta sosial. Contohnya jam kerja pukul 8 pagi dan pulang jam 4 sore. Jadwal libur kerja adalah hari Sabtu dan Minggu. Karyawan berhak mendapatkan uang lembur dan pengajuan cuti. 3. Keagamaan Masyarakat berkewajiban mengikuti kegiatan keagamaan. Contohnya beribadah di masjid, gereja, pura, dan lainnya. Masyarakat memiliki aturan mengikat untuk mengikuti kegiatan ibadah yang diselenggarakan kelompok agama masing-masing. 4. Kesehatan Wabah virus Covid-19 mengubah kehidupan masyarakat. Pemerintah memberi instruksi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menggunakan masker. Masyarakat harus menaati aturan untuk antisipasi penularan Covid-19.
Biaya lingkungan sosial t erlihat (Visible) adalah yang dikenal dan diidentifikasi dengan jelas terkait dengan isu-isu lingkungan, seperti biaya pembayar pajak dari staf EPA atau membersihkan danau yang tercemar. B iaya lingkungan sosial t ersembunyi (hidden) termasuk yang disebabkan oleh isu-isu lingkungan tetapi belum begitu diidentifikasi

Ruang lingkup perilaku politik Dalam pelaksanaan pemilu di Negara ataupun dalam pelaksanaan pilkada langsung di suatu daerah, perilaku pemilih dapat berupa perilaku masyarakat dalam menentukan sikap dan pilihan dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada tersebut hal ini jugalah yang membuat digunakannya teori perilaku politik dalam proposal penenlitian ini. Perilaku politik dapat di bagi tiga yaitu 24 1. Perilaku politik lembaga-lembaga dan para pejabat pemerintah, yang bertanggung jawab membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik. 2. Perilaku warga negara biasa, berhak mempengaruhi pihak pemerintah dalam melaksanakan fungsinya karena apa yang dilakukan pihak pemerintah menyangkut kehidupan masyarkat luas. 3. Tipologi kepribadian pemimpin, yaitu tipe-tipe kepribadian pemimpin otoriter, Machivelist dan demokrat. Kajian terhadap perilaku politik sering kali dijelaskan dalam kajian psikologis di samping pendekatan struktural fungsional dan struktural konflik. Perilaku aktor politik seperti perencanaan, pengambilan keputusan dan penegakan keputusan dipengaruhi oleh berbagai dimensi latarbelakang yang merupakan bahan dalam pertimbangan politiknya. Demikian juga warga negara biasa dalam berperilaku politik juga dipengaruhi oleh berbagai faktor dan latar belakang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat adalah sebagai berikut a. Perilaku politik, faktor politik ada empat faktor yang meliputi 1. Lingkungan sosial politik tak langsung, seperti sistem politik, sistem ekonomi, sistem budaya dan media massa. 24 Ibid hal. 132 Universitas Sumatera Utara 2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor politik seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. Faktor ini saling mempengaruhi aktor politik dalam kegiatan dan perilaku politiknya, baik langsung maupun tidak langsung. 25 b. Faktor sosial, yaitu 1. Komunikasi politik Kompol, yaitu komunikasi yang mempunyai konsekuensi politik baik secara actual maupun potensial, yang mengatur kegiatan dalam keberadaan suatu konflik. 2. Kesadaran Politik, yang menyangkut minat dan pengetahuan seseorang terhadap lingkungan masyarakat dan politik. 3. Pengetahuan masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan. 4. Kontrol masyarakat terhadap kebijakan publik yakni masyarakat menguasai kebijakan publik dan memiliki kewenangan untuk mengelola suatu objek kajian tertentu. Pembentukan perilaku politik seseorang salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan ini bisa termasuk juga lingkungan etnis seseorang itu dibesarkan. 26 25 Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, Jakarta Gramedia Widyasarana, 1992. Hal. 132. 26 Muhammad Asfar, “Beberapa Pendekatan Dalam Memahami Perilaku Memilih”, Jurnal Ilmu Politik edisi Jakarta, Pustaka Utama,1996, hal. 47-48 Lebih lanjut lagi jika menggunakan pendekatan struktural untuk mempelajari perilaku politik seseorang akan dikaitkan dengan suku atau etnisitasnya. Hal ini juga tidak terlepas dari budaya politik yang dianut oleh etnis tertentu, sehingga untuk menjelaskan perilaku politik seseorang terlebih dahulu Universitas Sumatera Utara harus diketahui sejauh mana tingkat orientasi seseorang terhadap sistem politiknya dengan kata lain perilaku politik seseorang dapat dipahami melalui budaya politiknya. Adapun pendekatan yang dibuat penulis adalah Pendekatan Sosiologis. 27 Gerald Pomper Pendekatan ini pada dasarnya menekankan peranan faktor-faktor sosiologis dalam membentuk perilaku politik seseorang, pendekatan ini menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan sosial itu mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam menentukan perilaku pemilih. Karakter dan pengelompokan sosial berdasarkan umur tua-muda, jenis kelamin Laki- Perempuan, status sosioekonomi seperti pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dan kelas, agama, etnik, bahkan wilayah tempat tinggal misalnya kota, desa, pesisir ataupun pedalaman. 28 Dalam studi-studi perilaku pemilih di negara-negara demokrasi, agama tetap merupakan faktor sosiologis yang sangat kuat dalam mempengaruhi sikap pemilih terhadap partai politik atau kandidat. Dalam hal ini agama diukur dari afiliasi pemilih terhadap agama tertentu seperti Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, memperinci pengaruh pengelompokan sosial dalam kajian voting behavior ke dalam dua variable yaitu predisposisi kecenderungan, sosial ekonomi, dan keluarga pemilih. Sosialisasi yang diterima seseorang pada masa kecil sangat mempengaruhi pilihan politik mereka, terutama pada saat pertama kali menentukan pilihan politik. Apakah preferansi politik ayah dan ibu berpengaruh pada preferensi politik anak, sedangkan predisposisi sosial ekonomi berupa agama yang dianut, tempat tinggal, kelas sosial, karakteristik demografis dan sebagainya. Hubungan antara agama dengan perilaku pemilih nampaknya sangat berpengaruh dimana nilai-nilai agama selalu hadir di dalam kehidupan privat dan publik dianggap berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pribadi para pemilih. Hal ini biasanya berhubungan dengan status ekonomi seseorang. 27 http 28 Gerald Pomper, Voter’s Choice Varieties of American Electoral Behavior, New York Dod, Mead Company, 1978, Universitas Sumatera Utara Hindu, Budha. Asumsinya bahwa para pemilih yang beragama Islam akan cenderung memilih partai-partai Islam demikian juga yang beragama Kristen Protestan akan memilih Partai Kristen dan seterusnya. 29 Partisipasi Politik

danafiliasi politik, sebagai bagian dalam struktur sosial. Individu termasuk bagian dalam kategori sosial dan pada dasarnya adalah anggota dalam kategori sosial tersebut. Identitas menghubungkan antara individu dengan masyarakat melalui anggota suatu kelompok yang mempengaruhi kepercayaan individu, perilaku, dan pengetahuan dalam hubungan mereka
Perilaku politik dan pilihan merupakan sebuah konstruksi sosial, sehingga untuk memahaminya diperlukan dukungan konsep dari berbagai berbagai disiplin ilmu. Dalam menganalisis hal tersebut, maka banyak variabel yang perlu diperhatikan dalam konteks sosial yang sangat dinamis. Mulai dari variabel ekonomi, psikologi sosial, konsep sosiologis geopolitik dan sebagainya Gaffar, 2005. Berbagai disiplin ilmu atau berbagai variabel digunakan secara menyeluruh dan integral. Sebagai manifestasi sikap politik, pilihan politik tidak dapat dipisahkan dari budaya politik yang oleh Almond dan Verba diartikan sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara didalam sistem itu. Almond menyebutkan bahwa, tiap sistem politik mewujudkan dirinya di dalam pola orientasi-orientasi dan tindakan-tindakan politik tertentu. Dia menyebut pola-pola orientasi-orentasi ini sebagai kebudayaan politik. Seseorang dalam suatu komunitas masyarakat akan dihadapkan oleh nilai dan norma yang diterima sebagai suatu kemestian. Hal inilah yang mempengaruhi pola perilaku seseorang beserta orientasi-orientasi terhadap objek-objek yang ada, dan seperti yang disebutkan oleh Almond, bahwa pola-pola orientasi terhadap objek-objek politik, merupakan wujud dari kebudayaan politik suatu komunitas masyarakat. Dalam suatu masyarakat terdapat suatu nilai-nilai yang dianut sebagai suatu kesatuan pola bertindak, berpikir dan merasakan. Inilah yang disebut sebagai budaya masyarakat secara keseluruhan. Sejumlah elemen kebudayaan dianut dan mempengaruhi perilaku seluruh anggota masyarakat, sementara sejumlah elemen kebudayaan yang lain, meskipun dianggap memiliki salienasi yang tinggi oleh para penganutnya, hanya berlaku di kalangan anggota kelompok yang sangat terbatas, dalam artian inilah para ahli membedakan pengertian kebudayaan dari sub kebudayaan. Dari uraian diatas, dapat di katakan bahwa terdapat suatu nilai yang berlaku secara menyeluruh, tapi terdapat pula nilai yang dianut oleh kelompok masyarakat tertentu, dan itu biasanya tidak berlaku bagi kelompok masyarakat lain Mashod, 1987 . Seperti halnya pendekatan- pendekatan yang diuraikan sebelumnya tentang perilaku memilih, itu bersumber dari penelitian yang diadakan di negara-negara maju, pemilu yang berulang-ulang dan praktek demokrasi yang relatif bersih, memungkinkan teori itu memiliki validitas tinggi untuk memprediksi perilaku pemilih untuk pemilu-pemilu berikutnya. Untuk konteks Indonesia, terdapat perbedaan antara masa orde baru dan pasca orde baru, seperti iklim sosial politik yang berbeda antara kedua masa tersebut. Tapi bukan berarti hasil kajian pada masa sebelumnya sama sekali tidak bisa digunakan, mengingat hasil penelitian pada masa reformasi masih sangat terbatas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku politik munurut Surbakti 199216 adalah 1. Lingkungan sosial poltik taklangsung, seperti sistem politik, ekonomi, sistem kebudayaan media massa. 2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian masyarakat seperti keluarga, agama, sekolah, dan kelompok pergaulan. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. Faktor lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaan yang mempengaruhi masyarakat secatra langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan, sepri cuaca, keadaan keluarga, keadaan ruang, kehadiran orang lain, suasana kelompok dan ancaman dengan segala bentuknya. Dari lingkungan sosial politik langsung masyarakat mengalami sosialisasi langsung dan internalisasi nilai dan norma masyarakat, termasuk nilai dan norma kehidupan bernegara dan pengalaman-pengalaman hidup pada umumnya. Dimana faktor lingkungan sosial politik yang berupa sosialisasi internalisasi dan politisasi, selain itu faktor lingkungan sosial politik taklangsung juga mempengaruhi lingkungan sosial politik langsung berupa situasi. Faktor lingkungan sosial berupa sosialisasi, internalisasi dan politisasi akan mempengaruhi struktur kepribadian atau sikap perilaku pemilih. Perilaku politik suatu masyarakat juga bisa dipengaruhi oleh adanya unsur-unsur kekuasaan. Seorang pemimpin sebagai pemilik kekuasaan bisa mempengaruhi, bahakan menciptakan dan menggiring pengikut, menjadi provokator pengikut, sehingga para pengikut dapat mempengaruhi pemimpin yang diinginkan. Sebaliknya seorang pengikut dapat mempengaruhi pemimpin, bisa memberikan bisikan, dan menyuruh untuk memeprtahankan kekuasaan dan bahkan bisa menjatuhkan kekuasaannya Hidayat, 2002 44. Diantara beberapa jenis pengelompokkan sosial, agama merupakan salah satu faktor penting pembentukan perilaku memilih di Indonesia, sejumlah penelitian menunjukkan, agama pemilih memiliki korelasi nyata dengan perilaku memilih Prihatmoko, 2005. Setiap orang yang mengaku beragama, akan mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelompok agamanya dan pilihan politiknya biasanya disejalankan dengan agama yang dianutnya. Studi tentang besarnya pengaruh agama, bisa saja menjadi hal yang kurang relevan lagi untuk masa sekarang ini. Tapi beberapa rujukan lain justru memperkuat bahwa agama menjadi variabel penting dalam membentuk perilaku memilih. Selain orientasi agama, terdapat faktor sosial yang perlu mendapat perhatian yaitu usia dan jenis kelamin. Studi-studi tentang faktor usia dan jenis kelamin terhadap perilaku pemilih sangat penting dilakukan, jumlah kaum wanita yang lebih lima puluh persen dari total populasi merupakan proporsi yang menentukan hasil pemilu jika terdapat korelasi erat antara jenis kelamin dan pola pilihan. Berbicara tentang korelasi antara jenis kelamin dengan pola pilihan, Ramlan Surbakti menjelaskan terdapat perbedaan perilaku politik perempuan dari pria baik pada peringkat warga negara maupun pada peringkat elit yang dijelaskan dengan perbedaan belajar mengenai sex roles dan sex role yang pantas dalam bidang politik pada masa kanak-kanak atau masa ini diartikan sebagai sosialisasi politik. Populasi perempuan yang melebihi setengah dari keseluruhan jumlah populasi merupakan suatu kajian yang menarik, apalagi mekanisme yang ada yaitu legitimasi pada hasil pemilihan umum yang mensyaratkan suara mayoritas, menjadikan posisi perempuan ini menjadi hal yang patut untuk diperhatikan. Adanya perbedaan perilaku politik antara laki-laki dan perempuan, seperti yang diungkapkan oleh Ramlan Surbakti, menjadikan faktor sosial ini perlu diperhatikan. Faktor sosial lainnya yang perlu diperhatikan yaitu orientasi kandidat. Pengaruh orientasi kandidat terhadap pola perilaku dan pilihan pollitik tidak tampak pada pemilu-pemilu pada zaman orde baru, dengan sistem pemilu yang memilih partai, umumnya para pemilih tidak memperhatikan kandidat saat melakukan pencoblosan. Sistem yang ada pada masa orde baru, memang tidak menyediakan ruang untuk proses pencoblosan kandidat. Tapi pada masa yang lebih demokratis, maka hal ini dimungkinkan. Perilaku pemilih pada pemilu 1999, walaupun masih sistem pencoblosan lambang partai, dipengaruhi faktor kandidat. Hal ini membuktikan bahwa sistem yang lebih demokratis akan membuka seluas-luasnya ruang kontestasi untuk setiap orang untuk “berkompetisi” sesuai dengan aturan yang ada Mufti. 2005. Pada pemilu 2009 dengan sistem pemilihan tanda gambar partai dan nama kandidat, faktor kandidat legislatif akan memberi pengaruh besar terhadap perilaku memilih, terlebih-lebih pada pemilihan presiden dengan sistem pemilihan langsung. Terdapat bangunan kognitif yang digunakan oleh pemilih untuk menilai seseorang yang akan maju sebagai calon atau kandidat, sehingga faktor kandidat sangat berpengaruh terhadap pola pilihan pemilih. Adnan Nursal 200437 menguraikan sejumlah orientasi pemilih dalam ajang pemilihan umum, antara lain 1. Sosial imagery atau citra sosial pengelompokan sosial, menunjukan streotip kandidat atau partai untuk menarik pemilih dengan menciptakan asosiasi antar kandidat atau partai dengan segmen - segmen tertentu dalam masyarakat. Social imagery adalah citra kandidat dalam pikiran pemilih mengenai “berada” didalarn kelompok sosial mana atau tergolong sebagai apa sebuah partai atau kandidat politik. Social imagery dapat terjadi berdasarkan banyak faktor antara lain a. Demografi 1 Usia contoh partai anak muda 2 Gender contoh calon pemimpin dari kelompok hawa 3 Agama contoh partai bercorak Islam, Katolik b. Sosio ekonomi 1 Pekerjaan contoh partai kaum buruh 2 Pendapatan contoh partai wong cilik c. Kultur dan etnik 1 Kultur contoh kandidat adalah seniman, santri 2 Etnik contoh orang Jawa, Sulawesi d. Politis-ideologi contoh partai nasionalis, partai agamis, partai konservatif, partai moderat. 2. Identifikasi partai, bisa menjadi salah satu faktor yang cukup signifikan dalam menentukan pilihan politik sesuai dengan kedekatan terhadap suatu partai yang dihubungkan dengan kandidat. 3. Identifikasi kandidat a. Emosional feelings, dimensi emosional yang terpancar dari sebuah kontestan atau kandidat yang ditunjukan oleh police making yang ditawarkan. b. Kandidat personality, mengaju pada sifat-sifat pribadi yang penting yang dianggap sebagai karakter kandidat. 4. Isu dan kebijakan politik, pengaruh isu dan program bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perilaku pemilih. Semakin tingginya pendidikan pemilih, yang bisa meningkatkan daya kritis, semakin menyebabkan pentingnya peranan isu dan program. 5. Peristiwa-peristiwa tertentu a. Current events, mengacu pada himpunan peristiwa, isu, dan kebijakan yang berkembang menjelang dan selama kampanye. b. Personal events, mengacu pada peristiwa pribadi dan peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh seorang kandidat. Misalnya, skandal seksual, skandal bisnis, menjadi korban rezim, pernah ikut berjuang dan lain-lain. 6. Epistemic, adalah isu-isu pemilihan yang spesifik dimana dapat memicu keingintahuan pemilih mengenai hal-hal tertentu. Selanjutnya Lipset 2007181 juga mengemukakan, perilaku pemilih akan dipengaruhi oleh struktur sosial seorang individu, seperti kelompok politik dan sistem politik yang melekat pada individu berdasarkan etnis, agama, atau sistem ekonomi regional. Kemudian Upe 2008205 menurut hasil penelitiannya menyimpulkan terdapat enam variabel atau faktor sebagai stimulus politik yang mempengaruhi perilaku pemilih dalam memilih kandidat, antara lain 1. Identifikasi figure Dalam proses Pemilihan Anggota Legislatif disebut juga sebagai pemilihan perorangan, hanya saja proses pencalonan melalui seleksi partai politik yang memiliki persentase kursi legislatif yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan saat ini sudah dimungkinkan pencalonan diluar partai atau lebih dikenal dengan calon independent. Oleh sebab itu, harapan dari momentum ini adalah terpilihnya figur yang berkualitas, sehingga mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, tentu dengan melihat sosok calon pemimpin yang berkemampuan dan profesional. 2. Identifikasi partai politik yang mengusung Secara sosiologis ada kemungkinan faktor ini dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Dimana pemilih mengaitkan pilihannya dengan kelompok sosialnya, dalam hal ini partai politik. 3. Isu kampanye Kampanye merupakan proses penyampaian program dari masing- masing pasangan calon melalui pesan-pesan politik yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku pemilih. 4. Faktor juru kampanye Juru kampanye yang dimaksud yakni siapa saja yang aktif menyampaikan program-program pasangan calon, baik pada saat kampanye maupun diluar kampanye. Tentu saja para juru kampanye tersebut memiliki ikatan yang lebih dekat dengan konstituen di sekitar mereka. 5. Pertimbangan insentif hibah politik Fenomena menarik dalam Pemilihan Anggota Legislatif adalah maraknya kapitalisme Pemilihan Anggota Legislatif . Pertama, sebuah partai memiliki kewenangan untuk menuntut kontribusi kepada partai politik yang akan mengusungnya. Kedua, dalam kondisi pemilih yang masih sangat terbatas baik aspek ekonomi maupun politik, bisa dimanfaatkan para pihak kandidat untuk mendapatkan suara, dalam hal ini disebut hibah politik. 6. Faktor kelompok penekan pressure group Ajang Pemilihan Anggota Legislatif merupakan sebuah ajang demokratis, namun juga tidak menuup kemungkinan terjadinya praktek premanisme atau apapun bentuknya yang menekan pemilih untuk memilih kandidat tertentu. Selainitu juga ada tekanan dari kelompok dimana masing- masing individu berada seperti keluarga, pertemanan, lingkungan pekerjaan dan sebagainya. JmHSRB.
  • f8cmbxtwir.pages.dev/160
  • f8cmbxtwir.pages.dev/276
  • f8cmbxtwir.pages.dev/53
  • f8cmbxtwir.pages.dev/374
  • f8cmbxtwir.pages.dev/181
  • f8cmbxtwir.pages.dev/89
  • f8cmbxtwir.pages.dev/263
  • f8cmbxtwir.pages.dev/36
  • lingkungan sosial tidak langsung yang mempengaruhi politik individu adalah